Saat aku pergi ke ruang tamu, Toa sedang bermain-main dengan remote control TV. Layar menunjukkan keadaan sekolah. Namun, tidak ada penantang di sana.
Dan Sufilia menuangkan anggur ke dalam gelas dan meminumnya, entah dari mana dia mendapatkannya. Di atas meja bahkan ada makanan ringan seperti sosis, salami dan pistachio.
“Tuan!——”
Kemudian, suara Nem terdengar dari kamar kecil.
“Hm? Ada apa?” tanyaku dengan suara yang sedikit lebih keras.
Namun, tidak ada jawaban.
Aku tak punya pilihan selain pergi ke kamar kecil di mana aku mendengar suaranya. Lalu, saat kubuka pintu kamar kecil, ada baju Nem yang sudah tergeletak. Ada seseorang yang terlihat di bak mandi. Mungkin Nem.
“Ada apa?”
Kemudian, Nem membuka pintu kamar mandi.
“Tuanku! Tidak ada air panas!”
―Lalu, Nem yang telanjang muncul di hadapanku.
Beberapa saat yang lalu, Nem bilang ingin mandi, jadi aku menyuruhnya ke sini. Dan seharusnya aku memberikan penjelasan singkat dulu padanya…
“Tuan?”
“…Ah! Maaf, maaf.”
Tiba-tiba Nem yang telanjang muncul, dan tanpa sengaja mataku tertuju ke satu titik. Aku bahkan tak pernah merasa bersalah sedikit pun.
“Tidak ada air panas.”
“Jadi, putar yang ini ke sini… Lihat?”
Aku mengajarinya cara mengeluarkan air panas sekali lagi. Kemudian, air panas keluar dengan mudah. Dan dia tak perlu tahu juga apakah air panas itu mengalir dari suatu tempat.
“Luar biasa! Hangatnya!”
Kemudian Nem menyiramkan air hangat ke tubuhnya seolah merasa lega.
Ini pertama kalinya aku melihatnya. Nem tak jauh berbeda dengan manusia, kecuali telinga dan ekor kucing putihnya.
“…Tuan juga mau mandi?”
“Eh? Ng-nggak… aku nggak pingin mandi. Setelah selesai, jangan lupa matikan kerannya, ya?”
“Baiklah!”
Nem menjawab dengan wajah ceria. Tak peduli seberapa mudanya dia, aku tidak bisa melihat tubuh telanjang Nem lagi.
Aku meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruang tamu. Jika tidak, Toa dan Sufilia mungkin akan curiga.
▽▽▽
Jgn mikir macem2